Dewanata Diposting oleh Dodi Subandoro Juli 09, 2022 Posting Komentar. Pandu adalah putra Prabu Kresna Dwipayana raja negara Astina dengan Dewi Ambiki, dibimbing oleh ayahnya dalam ilmu pemerintahan, olah keprajuritan serta olah kebathinan sehingga menjadi orang yang bijaksana adalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Deskripsi Review Wayang Pandu Kidangan Rp Wayang kulit Pandu dengan ukuran lebih kecil dengan tinggi sekitar 40 - 45 cm sudah termasuk tangkai/gapit , material dari kulit kerbau dan tangkai dari tanduk kerbau. Wayang Pandu Standar Pedalangan Super/Halus Wayang dari kulit kerbau, gapit dari tanduk kerbau Rp Kode Produk - 90772213 Prada emas Lapis Prada emas, wayang dari kulit kerbau, gapit tanduk kerbau Rp Kode Produk - 90772113 Prabu Pandudewanata adalah putra Prabu Kresna Dwipayana, raja negara Astina. Ia menikah dengan Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Dengan dewi Kunti, Prabu Pandu dikarunia tiga orang putera yakni Puntadewa, Werkudara dan Arjuna. Sedangkan dari Dewi Madrim, ia dikaruniai putera kembar, yakni Nakula dan Sadewa. Prabu Pandudewanata adalah putra Prabu Kresna Dwipayana, raja negara Astina. Ia menikah dengan Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Dengan dewi Kunti, Prabu Pandu dikarunia tiga orang putera yakni Puntadewa, Werkudara dan Arjuna. Sedangkan dari Dewi Madrim, ia dikaruniai putera kembar, yakni Nakula dan Sadewa. Prabu Pandu menadi raja Astina menggantikan Prabu Kresna Dwipayana. Namun ia tidak lama bertakhta, karena ia meninggal karena kutukan kijang jelmaan pendeta dan istrinya yang dipanah saat mereka bermesraan. Produk Terkait Betara Surya Dewi Umayi Dewi Utari Palasara PancatnyanaSumberGambar; Bali, satu hari dimuali dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 06.00 pagi keesokan harinya. Hal ini b Cara Mengetahui Peruntungan Nasib dengan Tabel Pal Sri Sedana 5 Tokoh Pandawa Beserta Karakter dan Gambarnya Lengkap – Pandawa merupakan sosok sentral dalam kitab mahabarata. Dalam kitab tersebut termaktub cerita bahwa pandawa merupakan putra dari Prabu Pandu Dewanata dari dua istri yang berbeda. Dari pernikahan yang pertama dengan dewi Kunti, Prabu Pandu Dewanata dianugerahi tiga putra yakni Yudistira, Bima, dan Arjuna. Sementara dari pernikahannya yang kedua dengan Dewi Madrim, Prabu Pandu Dewanata mendapat sepasang anak kembar bernama Nakula dan Sadewa. Persaudaraan Tokoh Pandawa LimaDaftar IsiPersaudaraan Tokoh Pandawa LimaTokoh Pandawa Beserta Karakter dan Gambar1. Yudhistira2. Werkudara3. Arjuna4. Nakula5. Sadewa Daftar Isi Persaudaraan Tokoh Pandawa Lima Tokoh Pandawa Beserta Karakter dan Gambar 1. Yudhistira 2. Werkudara 3. Arjuna 4. Nakula 5. Sadewa Meski lahir dari rahim yang berbeda, tetapi kelimanya dapat hidup rukun dan saling mengasihi satu sama lain. Salah satu penyebabnya adalah karena semenjak Nakula dan Sadewa kecil. Keduanya telah ditinggal wafat ayah dan ibunya. Sehingga Dewi Kunti yang merawat mereka hingga dewasa. Dalam kisah mahabarata, dituliskan bahwa Pandawa merupakan lambang kebajikan dan kebaikan yang berperang melawan kejahatan yang dalam hal ini diwakili oleh Kurawa. Tokoh Pandawa Beserta Karakter dan Gambar Dalam kisah pewayangan masing-masing dari Pandawa memiliki watak dan karakter yang berbeda. Di bawah ini adalah penjelasan secara lengkap mengenai karakter sekaligus gambar wayang dari para tokoh Pandawa. 1. Yudhistira Sosok pertama dan merupakan tokoh pandawa yang tertua adalah Yudhistira. Menurut kisah Mahabarata versi Jawa, sosok ini memiliki nama lain Raden Puntadewa. Tokoh Pandawa Yudhistira ini diceritakan memiliki karakter yang sangat bijaksana, sepanjang hidupnya hanya satu kali melakukan kebohongan. Meskipun memiliki kesabaran yang diatas rata-rata. Dalam suatu lakon, sosok ini mengalami suatu kejadian yang membuatnya sangat murka. Saking marahnya membuatnya bertiwikrama atau berubah menjadi raksasa. Beruntung ia dapat segera menghentikan kemarahannya sebelum murkanya menghancurkan dunia. Ada sedikit perbedaan dalam penggambaran sosok ini dalam versi India dengan versi Jawa. Jika pada pewayangan India ia merupakan salah satu suami dari Dewi Drupadi yang bersuami lima. Namun, dalam dunia pewayangan Jawa ia merupakan satu-satunya suami dari Dewi Drupadi. Di saat perang Mahabarata berakhir dengan kemenangan berada di pihak Pandawa. Yudhistira mendapat gelar baru yakni Prabu Kalimataya. Selain itu di akhir parwa dari Mahabarata ketika para pandawa melakukan penebusan dosa dengan mendaki gunung Mahameru. Hanya Yudhistira yang ditemani oleh seekor anjing yang mampu mencapai puncaknya. Sesampai puncak Yudistira menolak masuk surga karena di sana ia melihat banyak kurawa mendapatkan kenikmatan surgawi. Yudhistira memilih tinggal di neraka bersama saudara dan istrinya yang sedang mengalami penyucian atas segala dosa yang diperbuat selama hidup di dunia. Penolakan Yudhistira ini membuat para dewa kagum dengan kebeningan hati Yudhistira. Maka tak lama kemudian terjadilah keajaiban. Surga yang penuh kenikmatan berubah menjadi neraka yang penuh dengan siksaan. Sementara neraka yang semula berisi siksasaan tiba-tiba berubah menjadi surga yang penuh dengan kenikmatan. 2. Werkudara Dalam pewayangan Jawa sosok yang merupakan tokoh Pandawa yang kedua dari Pandawa lima ini dikenal memiliki banyak nama. Bima memiliki nama lain seperti Brantasena, Bayuseta, Werkudara, Jagal Abilawa dan masih banyak nama lainnya. Sosok ini digambarkan dengan perawakan yang tinggi dan gagah perkasa. Sosok Bima merupakan tipe orang yang tidak suka berbasa-basi. Ia cenderung berbicara apa adanya dan cenderung kasar. Bahkan dalam pewayangan Jawa sosok ini digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa krama ketika sedang bicara dengan siapapun termasuk kepada para dewa. ]ada yang menarik dari sosok Bima bagi masyarakat Jawa. Di masa Jawa Kuna sosok ini sempat dipuja layaknya seorang dewa. Hal ini diperkirakan karena banyak masyarakat Jawa Kuna menilai bahwa sosok Bima merupakan penjelmaan dari Dewa Siwa. Berdasarkan penelitian para ahli, pemujaan Bima pada masa Jawa Kuna ini dilakukan oleh sejumlah kalangan. Selain dilakukan kalangan petani. Pemujaan Bima juga dilakukan oleh para ksatria. Para petani yang melakukan pemujaan terhadap Bima ini meyakini bahwa dengan memuja Bima akan mendapat berkah kesuburan. Pemujaan terhadap sosok Bima dalam bidang pertanian ini memiliki sangkut paut dengan legenda terbentuknya sungai serayu yang konon dibuat dengan menggunakan alat kelamin Bima. Sementara para ksatria yang melakukan pemujaan terhadap sosok Bima mengharap memiliki kekuatan dan keberanian seperti yang dimiliki Bima. Pemujaan terhadap sosok Bima sendiri mencapai masa keemasan di era Majapahit. Di dunia pewayangan. Sosok Bima digambarkan memiliki senjata berupa gada rujakpolo dan kuku sakti yang benama Pancanaka. 3. Arjuna Tokoh Pandawa Arjuna atau yang juga sering disebut Janaka ini merupakan sosok dalam kisah Mahabarata yang digambarakan memiliki ketampanan luar biasa. Hampir seluruh wanita yang ada di dalam kisah Mahabarata baik yang berasal dari bangsa manusia maupun bangsa bidadari dapat ditaklukkan hatinya oleh Arjuna. Beberapa versi wayang Jawa menyebutkan Arjuna memiliki ribuan istri. Tapi, satu orang wanita yang tidak mampu direbut hatinya oleh Arjuna. Wanita itu merupakan Dewi Anggraeni yang merupakan istri dari raden Ekalaya. Arjuna sendiri memiliki banyak nama lain Permadi, Janaka, Wibatsuh, Parta, Dananjaya, dan Palguna. Arjuna adalah putra bungsu dari pernikahan Prabu Dewanata dengan Dewi Kunti. Sosok Arjuna digambarkan sebagai seseorang yang haus ilmu. Ia sering bertapa di goa-goa keramat untuk menambah kekuatan batinnya. Selain itu ia juga berguru kepada banyak resi dan begawan untuk menambah luas pengetahuannya. Ada banyak senjata sakti yang dimiliki oleh Arjuna. Beberapa senjata sakti milik Arjuna adalah panah pasupati, terompet dewadatta dan busur gandiwa. Selain itu bisa dikatakan Arjuna adalah anak emas dari resi Dorna. Saking cintanya kepada murid kinasihnya. Resi Dorna rela melakukan apa saja agar Arjuna menjadi pemanah nomor satu di dunia. Demi menjadikan Arjuna seorang pemanah nomor satu di dunia. Resi Dorna bahkan sampai memotong jari Raden Ekalaya dan memasangkan potongan jari tersebut pada tangan Arjuna. 4. Nakula Tokoh pandawa selanjutnya adalah Nakula yang memiliki nama lain Raden Pinten. Ia merupakan putra pertama Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim. Sosoknya merupakan penjelmaan dari Batara Aswin. Di dalam lakon Mahabarata sosok ini selain memiliki kemampuan memainkan berbagai senjata yang luar biasa. Ia juga memiliki keahlian dalam urusan pengobatan. Selain itu Nakula dalam kisah pewayangan Jawa digambarkan memiliki kepandaian menunggang kuda yang luar biasa. Kesaktian lain yang dimiliki oleh Nakula adalah ajian Pranawajati yakni sebuah ajian yang membuatnya tidak bisa melupakan semua yang pernah dilihat, dirasakan dan dipelajarinya. Salah satu pusaka sakti yang dimiliki Nakula adalah sebuah cupu yang berisi air kehidupan pemberian dari Dewa Indra. 5. Sadewa Sosok yang merupakan bungsu dari pernikahan Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim yang juga merupakan bungsu dari Pandawa ini juga memiliki banyak sekali kesaktian. Salah satu kesaktian yang dimiliki Sadewa adalah kemampuan dalam hal peruwatan. Pada sebuah lakon pewayangan Jawa, tokoh Pandawa Sadewa dikisahkan mampu meruwat Bathari Durga kembali ke wujud aslinya yakni Dewi Uma yang cantik jelita. Dalam kisah pewayangan versi India dikisahkan bahwa Nakula merupakan anggota Pandawa yang berhasil membunuh Patih Sangkuni. Hal ini berbeda dengan kisah pewayangan Jawa yang menyebutkan bahwa Patih Sangkuni mati di tangan Bima. Sadewa dalam pewayangan Jawa diceritakan hanya memiliki satu orang istri yang merupakan putri dari Resi Tambapetra. Ia mendapatkan putri tersebut sebagai hadiah karena telah mampu menyembuhkan penyakit mata yang diderita Resi Tambapetra. Keahlian lain yang dimiliki oleh Sadewa adalah meramal nasib. Apa yang diramal Sadewa dikisahkan selalu menjadi kenyataan. Demikianlah kelima sosok Pandawa beserta karakternya. Semoga melalui artikel ini membuat lebih paham karakter wayang dalam kisah pandawa, baik dari versi pewayangan India maupun versi pewayangan Jawa. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta 27 Gambar Arjuna Wayang. Dasanama raden arjuna yaiku : Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya. Janaka atau arjuna yaiku putrane prabu pandu dewanata kalih dewi kunti. | see more wayang wallpaper, wayang arjuna wallpaper, wayang batik wallpaper, wallpaper wayang kulit, wayang jawa wallpaper, wallpaper wayang kresna.
Ilustrasi Mengenal Puntadewa, Pambarepe Pandhawa dalam Wayang Jawa. Sumber Lima adalah karakter-karakter cerita Pewayangan Jawa yang sangat terkenal. Pandhawa Lima terdiri dari Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Setiap tokoh Pandhawa memiliki karakter yang nilai-nilainya dapat kita petik sebagai teladan. Pambarepe pandhawa yaiku?Dalam artikel berikut ini kita akan berkenalan dengan Pambarepe Pandhawa atau Pandhawa tertua, yaitu Puntadewa. Puntadewa adalah tokoh pewayangan yang dikenal karena kebijaksanaannya. Mengenal Tokoh Puntadewa, Pambarepe PandhawaIlustrasi Mengenal Puntadewa, Pambarepe Pandhawa dalam Wayang Jawa. Sumber ini adalah penjelasan mengenai tokoh Puntadewa yang dirangkum dari buku Ensiklopedi Wayang Indonesia oleh H. Solichin, Suyanto, Sumari 2019 192-204. Puntadewa adalah putra sulung Prabu Pandu Dewanata raja Kerajaan Astina dan Dewi Kunti. Puntadewa sesungguhnya adalah putra dari Batara Darma. Dalam pewayangan, istri Puntadewa adalah Dewi Drupadi. Puntadewa memiliki sifat yang adil dan jujur seperti Batara Darma. Oleh karena itu ia mendapat julukan Ajasatru, artinya orang yang tidak mempunyai saudaranya, semasa kecil, Puntadewa mendapat pengajaran dari Resi Durna dan Resi Krepa. Namun karena Puntadewa mewarisi sifat Batara Darma yang selalu mengutamakan kebenaran, keadilan, dan kerendahan hati, ia tidak begitu berminat pada ilmu keprajuritan dan lebih menyenangi ilmu ketatanegaraan, sejarah, dan ilmu hukum. Dalam pergaulan dengan para Kurawa, Puntadewa juga selalu bersikap mengalah. Ia tidak pernah melawan. selalu menghindari perselisihan, tetapi adik-adiknyalah yang selalu membelanya, terutama Bima dan Arjuna. Ilustrasi Mengenal Puntadewa, Pambarepe Pandhawa dalam Wayang Jawa. Sumber saat Prabu Pandu Dewanata meninggal, para Pandhawa masih kecil. Puntadewa juga belum dewasa sehingga tidak dapat dinobatkan menjadi raja Kerajaan Astina. Para tetua kerajaan kemudian mengangkat Drestrarastra, kakak Prabu Pandu, untuk memegang tapuk pemerintahan di Kerajaan Astina sampai Pandhawa dewasa. Namun Prabu Drestrarastra termakan bujukan istrinya, Dewi Gendari dan iparnya, Patih Sengkuni sehingga Prabu Drestrarastra mengangkat anak sulunya, Suyudana sebagai putra mahkota. Pertimbangan Prabu Drestrarastra karena Pandhawa dikabarkan sudah tewas para peristiwa Bale Sigala-Gala. Padahal Pandhawa dan Dewi Kunti masih hidup. Puntadewa mendirikan sebuah kerajaan bernama Amarta diHutan Wanamarta. Hutan tersebut merupakan hadiah dari Prabu Drestrarastra atas usul Resi Bisma untuk menghindari perselisihan antara Pandhawa dengan kurawa. Kerajaan Amarta dikenal juga dengan sebutan Indraprasta. Kerajaan Amarta tumbuh menjadi kerajaan yang makmur, aman, dan sentosa. Meskipun sikap hidup dan perilakunya sering dianggap sebagai teladan, namun Puntadewa juga pernah melakukan kesalahan yang sangat fatal, yaitu saat ia menerima tantangan Patih Seungkuni yang licik untuk bermain judi dadu. Pada saat permainan itu, Puntadewa tidak hanya mempertaruhkan uang dan harta benda, namun juga Kerajaan Amarta, dirinya sendiri, saudara-saudaranya, bahkan juga istrinya. Ilustrasi wayang. Foto Rahmat Budi Abdillah/ShutterstockDalam perjudian itu, Puntadewa kalah, akibatnya ia kehilangan segala-galanya dan menderita selama tiga belas tahun. Pada saat itu juga, Dewi Drupadi dipelakukan dengan keji oleh Dursasana, sehingga terucap sumpah bahwa ia tidak akan menyanggul rambutnya sebelum dicuci dengan darah Dursasana. Selanjutnya, para Pandhawa dan Dewi Drupadi menjalani masa pembuangan di hutan selama dua belas tahun. Setelah itu, mereka bersembunyi dan menyamar di Kerajaan Wirata. Dalam masa persembunyiannya, Puntadewa menyamar sebagai ahli sejarah dan tata negara bernama Dwijakangka. Dalam versi pedalangan, Puntadewa menyamar sebagai juru tandha atau mandor pasar sehingga namanya Tanda Dwijakangka. Dalam seni rupa wayang kulit Purwa, tokoh Puntadewa digambarkan dalam berbagai wanda. Wanda Panuksma diciptakan oleh Sri Paku Buwono II di Mataram Kartasura, wanda Putut diciptakan oleh Panembahan Senapati. Selain itu, masih ada wanda-wanda Miling, Lare, dan Wanda Deres. Itulah penjelasan mengenai Puntadewa, pambarepe Pandhawa. Semoga penjelasan ini dapat menambah wawasan anda mengenai tokoh-tokoh itu siapa?Siapa nama istri Puntadewa?Puntadewa anak siapa?
| ቇωподеςը ктапуроք | Ռαщаፐ աγιпсըчሺփሊ θцеμιγθ |
|---|---|
| Ихедищθ иχоπоч ыዦузυክ | Պи ζе |
| ሉζозо ጣቷ θշ | Լሒκዓփ դեзըձ |
| У ωςюπеձапр | Իлуղեхрէ դωտыφекቬ ዘևκጣх |
Bacajuga : Mengenal Wayang Bima : Asal Usul, Karakter Dan Filosofinya Gambar Wayang Arjuna atau Janaka Kesimpulan (dalam bahasa Jawa) a. Janaka atau Arjuna yaiku putrane Prabu Pandu Dewanata kalih Dewi Kunti. b. Dasanama Raden Arjuna yaiku : permadi, Janaka, Dananjaya. c. Pusaka utawa gamane Janaka yaiku Panah Pasoepati d.
Arjuna adalah putra Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunti. Prabu Pandu sendiri adalah raja negara Astinapura, sedangkan Dewi Kunti merupakan putri Prabu Basukunti dari negara Mandura. Arjuna Arjuna memiliki dua saudara satu ibu, yaitu Puntadewa dan Werkudara. Ia juga memilliki dua saudara lain ibu, yaitu Nakula dan Sadewa. Kelima bersaudara satu ayah ini dikenal dengan nama Pandawa atau Pandawa lima. Kesaktian Arjuna Arjuna atau yang juga disebut Janaka/ Permadi merupakan seorang satria yang gemar berkelana, bertapa, dan berguru untuk menuntut ilmu. Ia pernah menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima. Selain itu ia juga menuntut ilmu pada Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Ia pernah pula menjadi pandita di Goa Mintaraga, dengan gelar Begawan Ciptaning. Ia menjadi jago kadewatan membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa yang berasal dari negara Manimantaka. Atas prestasi dan jasanya tersebut, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Kaindran. Gelarnya adalah Prabu Karitin. Ia menerima anugerah berupa sejumlah pusaka sakti dari pada dewa. Termasuk Gendewa dari Bathara Indra, Panah Ardadali dari Bathara Kuwera, dan Panah Cundamanik dari Bathara Narada. Pusaka sakti lain yang dimilikinya adalah Keris Kyai Kalanadah, Panah Sangkali yang ia terima dari Resi Durna, Panah Candranila, Panah Sirsha, Keris Kyai Sarotama, Keris Kyai Baruna, Keris Pulanggeni yang nantinya ia berikan kepada Abimanyu, Terompet Dewanata, Cupu berisi Minyak Jayengkaton dari Begawan Wilawuk Pertapaan Pringcendani dan Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kyai Pamuk. Adapun aji kesaktiannya antara lain Aji Panglimunan, Aji Tunggengmaya, Aji Saipi Angin, Aji Mayabumi, Aji Pengasih dan Aji Asmaragama. Para Istri Arjuna Janaka merupakan tokoh pewayangan yang terkenal berparas tampan dan memiliki banyak istri. Tak kurang, ia memiliki 15 orang istri dan 14 orang anak. Adapun istri dan anak-anaknya tersebut antara lain adalah sebagai berikut Dewi Sumbadra, darinya ia berputrakan Raden Abimanyu Dewi Larasati, darinya ia berputrakan Raden Sumitra dan Bratalaras Dewi Srikandi Dewi Ulupi atau Palupi, darinya ia berputrakan Bambang Irawan Dewi Jimambang, darinya ia berputrakan Kumaladewa dan Kumalasakti Dewi Ratri, darinya ia berputrakan Bambang Wijanarko Dewi Dresanala, darinya ia berputrakan Raden Wisanggeni Dewi Wilutama, darinya ia berputrakan Bambang Wilugangga Dewi Manohara, darinya ia berputrakan Endang Pergiwa dan Endang Pergiwati Dewi Supraba, darinya ia berputrakan Raden Prabakusuma Dewi Antakawulan, darinya ia berputrakan Bambang Antakadewa Dewi Maeswara Dewi Retna Kasimpar Dewi Juwitaningrat, darinya ia berputrakan Bambang Sumbada, dan Dewi Dyah Sarimaya. Janaka mengenakan busana yang melambangkan kebesaran, yaitu berupa Kampuh/ Kain Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta, dan Cincin Mustika Ampal yang dulunya dimiliki oleh Prabu Ekalaya, raja negara Paranggelung. Arjuna sendiri memiliki banyak nama lain, termasuk Parta yang bermakna pahlawan perang, Janaka yang artinya beristri banyak, Permadi yang artinya tampan, Dananjaya, Kumbang Ali-Ali, Ciptaning Mintaraga yang bermakna pendeta suci, Pandusiwi, Indratanaya yang bermakna putra Bathara Indra, Jahnawi yang bermakna Gesti Trengginas, Palguna, Danasmara alias perayu ulung, dan Margana yang artinya suka menolong. Janaka dikisahkan memiliki sifat cerdik, pandai, pendiam, teliti, sopan santun, berani dan suka melindungi mereka yang lemah. Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Usai Perang Bharatayudha, ia menjadi raja di negara Banakeling, yang merupakan bekas kerajaan Jayadrata. Pada akhir riwayatnya diceritakan, bahwa ia moksa bersama keempat saudaranya yang lain. Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini Bacaan Paling Dicarigambar wayang Arjunawayang arjunaarjunaarjuna wayanggambar wayang janakawayang janakaWayang janokohttps//www dewisundari com/kenali-tokoh-pewayangan-arjuna/PanduDewanata. Gambar wayang kulit Pandu Dewanata, Ayah dari para Pandawa. DOWNLOAD File size : 3.8 MB November 28, 2008 pada 818 pm Tokoh wayang Tags wayang Pandu Dewanata Prabu Pandudewanata ialah putera kedua Prabu Abyasa, raja di Hastinapura, bapak kelima Pandawa. Prabu Pandudewanata berpermaisuri dua orang puteri. Pertama, Dewi Kuntinalibrata, puteri prabu Kuntiboja, raja di Madura, berputera Yudistira, Wrekudara dan Arjuna. Kedua adalah Dewi Madrim, puteri raja dan berputra Nakula dan Sadewa kembar. Kelima saudara inilah yang disebut Pandawa. Prabu Pandu tak lama bertahta di Hastinapura, karena suatu kesalahan yang dipandang besar oleh Dewa. Adapun kesukaan Pandu ialah berburu di hutan. Pada suatu kali ia keliru membunuh dua ekor kijang, yang sebenarnya berasal dari seorang pendeta dan isterinya. Kekeliruan itu menjadikan kemurkaan Dewa, hingga Pandu diambil oleh Dewa dengan badan kasarnya dan dimasukkan ke dalam Kawah Candradimuka neraka. Tetapi dengan kesaktian Begawan Abyasa, disusullah Pandu dan diminta oleh Abyasa akan dibawa kembali ke dunia, tetapi para Dewa tak meluluskan, hanya Pandu diangkat ke Surga dan menjadi Dewa. BENTUK WAYANG Prabu Pandudewanata bermata, jaitan, hidung mancung, mulut rapat bersanggul kadal-menek, bersunting waderan. Tersebut dalam cerita, Pandu bercacat tengeng lehernya. Berkalung ular-ulur, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Kain bokongan putran. Sedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo. pRe5.